silakan dibaca !!!
Senyuman
Pertama
“Viny !!!”, teriak
Melody sambil berlari menghampiriku dengan membawa secarik kertas . Aku hanya
menatapnya sekilas dan mataku kembali tertuju pada komik doraemon yang baru
kubeli kemarin malam. Sudah kusangka, Melody membawa kertas pemberitahuan akan
diadakannya UTS.
“UTS ??” tanyaku dengan
mata hanya tertuju pada komik yang sedang kubaca.
“Yap !!” jawab Melody
dengan semangat. “ eh, tau nggak ? kita dapet ruang 11, semeja sama kelas 9
lho..” sambung Melody.
Aku hanya tersenyum dan
masih asyik membaca komik kesukaanku itu. Aku memang sedikit berbeda dengan
Melody, sahabat baikku itu. Melody pintar, cantik, baik dan sedikit pendiam. Ia
selalu kegirangan setiap akan diadakan UTS, UAS, atau semacamnya lah.. berbeda
denganku. banyak yang bilang aku cerewet, jail, iseng, dan masih banyak
lagi. Ada juga yang bilang, terkadang aku sangat baik dan sangat pendiam, tapi
terkadang malah sebaliknya J.
Aku dan Melody sudah terbiasa belajar bersama setiap akan Tes. Mungkin itulah
yang membuatnya kegirangan. Dan kita memang benar-benar menjalankan tradisi
kita untuk belajar bersama.
7 hari sudah aku
mengerjakan soal-soal UTS itu. Tepatnya di ruang 11 dan semeja dengan kakak
kelasku, namanya Rafi. Aku memanggilnya ‘Mas Rafi’. Dia terlihat sangat cerewet dan iseng ketika
bercengkrama dengan teman sekelasnya, tetapi sifatnya menjadi kaku dan pendiam
ketika berbicara denganku. Sifatnya memang hampir mirip denganku.
“Melody,..” sapaku
sambil mendekati Melody yang duduk di kantin sekolah.
“eh, Viny.. ada apa ?”
Tanya Melody penasaran.
“aku mau cerita nih..”
“cerita aja kali,Vin…
aku kan sahabatmu”
“Mel, aku bingung deh,
aku dah sering banget ngimpiin Mas Rafi, terus setiap aku lihat dia, aku jadi
gemeter gitu..” jawabku sambil menatap langit biru yang mulai tertutup awan.
“gemeternya kaya apa,
Vin?”
“gemeternya itu, DUG
DUG DUG DUG DUG DUG DUG !!! cepet banget gituh ?!” kataku sambil manyun-manyun
niru-niruin bunyi detak jantungku.
“hahaha.. itu namanya
jatuh cinta Viny.. “ celetus Melody sambil menepuk pundakku. “ih ciyee.. Viny
jatuh cinta” sambung Melody sambil mencubit pipi ba’pao ku.
***
Aku menjatuhkan tubuhku
yang lemas ini di ranjangku setelah kurang lebih 30 menit perjalanan dari
sekolah menuju rumahku ini. Aku masih kepikiran kata-kata Melody tadi siang.
Semakin aku memikirkan kata-kata itu, aku semakin sadar, memang benar aku jatuh
cinta kepada Mas Rafi. Lebih tepatnya, ‘Cinta Pertama’.
Tanpa kusadari, jam
sudah menunjuk pukul 13.05. Aku mulai
mengganti baju dan menjalankan kewajibanku sebagai umat islam, yaitu solat
Dhuhur.
***
Semakin hari, semakin
terlihat jelas, kalau aku memang mencintai Mas Rafi. Aku hanya bisa mengatakan
semua perasaanku pada Melody. Ia tak pernah merasa bosan mendengar semua
perkataanku. Itu yang membuat aku sangat menyayangi Melody, sahabat terbaikku.
“Viny !!” teriak Melody
menyadarkan lamunanku.
“apa?!”
“lihat tuh siapa ??”
jawab Melody sambil menunjuk seseorang yang jarang kutemui.
“Mas Rafi ?!” kataku
dengan volume lirih.
Aku melihat Mas Rafi
yang duduk bertekuk lutut di lapangan basket. Aku ingin berteriak memanggil
namanya dan ingin mengatakan apa yang aku rasakan. Aku hanya bisa berteriak di
dalam hati. Dan tanpa kusadari, Mas Rafi menoleh ke arahku dan tersenyum
padaku. Aku tak tau, apakah ia memang mendengar hati kecilku yang berteriak ?
tapi kutahu ini sungguh konyol.
Hari perpisahan kelas 9
semakin dekat. Entah mengapa aku merasa perpisahan sudah terjadi, karena aku
jarang melihat Mas Rafi lagi. Walau sedih terasa, tetapi aku punya Melody yang
selalu membuatku tersenyum dan semangat.
Aku menunggu hari
perpisahan itu. Aku yakin semua murid kelas 9 akan berangkat di hari itu. Aku
hanya bisa menunggu, hingga aku lelah dengan rindu yang terus melanda hatiku.
Dan hari perpisahan itu
memang sudah datang. Ada yang aneh dengan hari itu. Berulang kali aku menengok
kesana kemari mencari sosok Mas Rafi yang aku cintai. Hatiku menjerit !.
“Viny.. “ sapa Melody
dengan nada lembut dan menghampiriku yang duduk di depan kelas.
“Melody.. kamu dari
mana aja??” tanyaku penuh khawatir.
“aku habis cari info
Vin, ternyata Mas Rafi nggak
berangkat hari ini.. semangat ya Viny.. pasti suatu hari kamu bisa ketemu Mas
Rafi Vin.. “ jawab Melody.
Tanpa kusadari air
mataku mengalir deras tak bisa berhenti. Angin dingin berhembus menusuk tulang
membuatku merasa terbuai kesedihan yang mendalam.
***
Aku tak pernah tahu
senyuman saat itu adalah senyuman pertama dan terakhir Mas Rafi padaku. Aku
masih menunggu Mas Rafi. Dan sekarangpun masih menenggu kehadirannya di SMP
ini. Namun aneh rasanya jika Mas Rafi datang ke sini. Untuk apa ?. Ia sudah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Lagipula, Mas Rafi
sudah mempunyai jabatan ‘Alumni’ di SMP ini. Namun, aku akan tetap menunggu
keajaiban akan datang padaku.
Rasa Cintaku ini adalah
anugerah terindah bagiku. Aku bisa merasakan indahnya jatuh cinta, walau
terkadang terasa sesak di dada. Dan yang terpenting, aku bisa merasakan
ketulusan Melody sebagai sahabat terbaikku.
0 komentar:
Posting Komentar