Selasa, 12 November 2013

Cerpen tentang rindu

Hallo, guys.. aku mau ngeshare cerpen buatan aku nih.. aku pake nama member JKT48 lho..
silakan dibaca !!!

Senyuman Pertama
“Viny !!!”, teriak Melody sambil berlari menghampiriku dengan membawa secarik kertas . Aku hanya menatapnya sekilas dan mataku kembali tertuju pada komik doraemon yang baru kubeli kemarin malam. Sudah kusangka, Melody membawa kertas pemberitahuan akan diadakannya UTS.
“UTS ??” tanyaku dengan mata hanya tertuju pada komik yang sedang kubaca.
“Yap !!” jawab Melody dengan semangat. “ eh, tau nggak ? kita dapet ruang 11, semeja sama kelas 9 lho..” sambung Melody.
Aku hanya tersenyum dan masih asyik membaca komik kesukaanku itu. Aku memang sedikit berbeda dengan Melody, sahabat baikku itu. Melody pintar, cantik, baik dan sedikit pendiam. Ia selalu kegirangan setiap akan diadakan UTS, UAS, atau semacamnya lah.. berbeda denganku.  banyak yang bilang  aku cerewet, jail, iseng, dan masih banyak lagi. Ada juga yang bilang, terkadang aku sangat baik dan sangat pendiam, tapi terkadang malah sebaliknya J. Aku dan Melody sudah terbiasa belajar bersama setiap akan Tes. Mungkin itulah yang membuatnya kegirangan. Dan kita memang benar-benar menjalankan tradisi kita untuk belajar bersama.
7 hari sudah aku mengerjakan soal-soal UTS itu. Tepatnya di ruang 11 dan semeja dengan kakak kelasku, namanya Rafi. Aku memanggilnya ‘Mas Rafi’.  Dia terlihat sangat cerewet dan iseng ketika bercengkrama dengan teman sekelasnya, tetapi sifatnya menjadi kaku dan pendiam ketika berbicara denganku. Sifatnya memang hampir mirip denganku.
“Melody,..” sapaku sambil mendekati Melody yang duduk di kantin sekolah.
“eh, Viny.. ada apa ?” Tanya Melody penasaran.
“aku mau cerita nih..”
“cerita aja kali,Vin… aku kan sahabatmu”
“Mel, aku bingung deh, aku dah sering banget ngimpiin Mas Rafi, terus setiap aku lihat dia, aku jadi gemeter gitu..” jawabku sambil menatap langit biru yang mulai tertutup awan.
“gemeternya kaya apa, Vin?”
“gemeternya itu, DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG !!! cepet banget gituh ?!” kataku sambil manyun-manyun niru-niruin bunyi detak jantungku.
“hahaha.. itu namanya jatuh cinta Viny.. “ celetus Melody sambil menepuk pundakku. “ih ciyee.. Viny jatuh cinta” sambung Melody sambil mencubit pipi ba’pao ku.
***
Aku menjatuhkan tubuhku yang lemas ini di ranjangku setelah kurang lebih 30 menit perjalanan dari sekolah menuju rumahku ini. Aku masih kepikiran kata-kata Melody tadi siang. Semakin aku memikirkan kata-kata itu, aku semakin sadar, memang benar aku jatuh cinta kepada Mas Rafi. Lebih tepatnya, ‘Cinta Pertama’.
Tanpa kusadari, jam sudah menunjuk pukul 13.05.  Aku mulai mengganti baju dan menjalankan kewajibanku sebagai umat islam, yaitu solat Dhuhur.
***
Semakin hari, semakin terlihat jelas, kalau aku memang mencintai Mas Rafi. Aku hanya bisa mengatakan semua perasaanku pada Melody. Ia tak pernah merasa bosan mendengar semua perkataanku. Itu yang membuat aku sangat menyayangi Melody, sahabat terbaikku.
“Viny !!” teriak Melody menyadarkan lamunanku.
“apa?!”
“lihat tuh siapa ??” jawab Melody sambil menunjuk seseorang yang jarang kutemui.
“Mas Rafi ?!” kataku dengan volume lirih.
Aku melihat Mas Rafi yang duduk bertekuk lutut di lapangan basket. Aku ingin berteriak memanggil namanya dan ingin mengatakan apa yang aku rasakan. Aku hanya bisa berteriak di dalam hati. Dan tanpa kusadari, Mas Rafi menoleh ke arahku dan tersenyum padaku. Aku tak tau, apakah ia memang mendengar hati kecilku yang berteriak ? tapi kutahu ini sungguh konyol.
Hari perpisahan kelas 9 semakin dekat. Entah mengapa aku merasa perpisahan sudah terjadi, karena aku jarang melihat Mas Rafi lagi. Walau sedih terasa, tetapi aku punya Melody yang selalu membuatku tersenyum dan semangat.
Aku menunggu hari perpisahan itu. Aku yakin semua murid kelas 9 akan berangkat di hari itu. Aku hanya bisa menunggu, hingga aku lelah dengan rindu yang terus melanda hatiku.
Dan hari perpisahan itu memang sudah datang. Ada yang aneh dengan hari itu. Berulang kali aku menengok kesana kemari mencari sosok Mas Rafi yang aku cintai. Hatiku menjerit !.
“Viny.. “ sapa Melody dengan nada lembut dan menghampiriku yang duduk di depan kelas.
“Melody.. kamu dari mana aja??” tanyaku penuh khawatir.
“aku habis cari info Vin, ternyata Mas Rafi nggak berangkat hari ini.. semangat ya Viny.. pasti suatu hari kamu bisa ketemu Mas Rafi Vin.. “ jawab Melody.
Tanpa kusadari air mataku mengalir deras tak bisa berhenti. Angin dingin berhembus menusuk tulang membuatku merasa terbuai kesedihan yang mendalam.
***
Aku tak pernah tahu senyuman saat itu adalah senyuman pertama dan terakhir Mas Rafi padaku. Aku masih menunggu Mas Rafi. Dan sekarangpun masih menenggu kehadirannya di SMP ini. Namun aneh rasanya jika Mas Rafi datang ke sini. Untuk apa ?. Ia sudah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Lagipula, Mas Rafi sudah mempunyai jabatan ‘Alumni’ di SMP ini. Namun, aku akan tetap menunggu keajaiban akan datang padaku.
Rasa Cintaku ini adalah anugerah terindah bagiku. Aku bisa merasakan indahnya jatuh cinta, walau terkadang terasa sesak di dada. Dan yang terpenting, aku bisa merasakan ketulusan Melody sebagai sahabat terbaikku.


0 komentar:

Posting Komentar